Tentang Obat Tradisional
Obat tradisional adalah obat-obatan
yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek
moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik
bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa
kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini
digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik
harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak
digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab
efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature
serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli
masyarakat. Obat tradisional dan tanaman obat banyak digunakan
masyarakat menengah kebawah terutama dalam upaya preventif, promotif dan
rehabilitatif. Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan
tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat
sintesis. Walaupun demikian bukan berarti tanaman obat atau obat
tardsional tidak memiliki efek samping yang merugikan, bila
penggunaannya kurang tepat. Agar penggunaannya optimal, perlu diketahui
informasi yang memadai tentang kelebihan dan kelemahan serta kemungkinan
penyalahgunaan obat tradisional dan tanaman obat. Dengan informasi yang
cukup diharapkan masyarakat lebih cermat untuk memilih dan menggunakan
suatu produk obat tradisional atau tumbuhan obat dalam upaya kesehatan.
Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi :
- Kebenaran bahan Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan.
- Ketepatan dosis Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Buah mahkota dewa, misalnya, hanya boleh dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air. Sedangkan daun mindi baru berkhasiat jika direbus sebanyak 7 lembar dalam takaran air tertentu
- Ketepatan waktu penggunaan Kunyit diketahui bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid dan sudah turun-temurun dikonsumsi dalam ramuan jamu kunir asam yang sangat baik dikonsumsi saat datang bulan, Akan tetapi jika diminum pada awal masa kehamilan beresiko menyebabkan keguguran. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan.
- Ketepatan cara penggunaan Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun Kecubung jika dihisap seperti rokok bersifat bronkodilator dan digunakan sebagai obat asma. Tetapi jika diseduh dan diminum dapat menyebabkan keracunan / mabuk
- Ketepatan telaah informasi Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus informasi yang mudah untuk diakses. Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai dan telaah atau kajian yang cukup seringkali mendatangkan hal yang menyesatkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan membahayakan.
BATU EMPEDU
Gempur batu 10 gr, kumis kucing 40 gr, temulawak 30 gr, kunyit 10 gr, kapulaga 20 gr, daun meniran 10 gr, dlingu 10 gr, jeruk nipis
Cara membuat :
semua kecuali jeruk nipis direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa ½ gelas. Setelah dingin saring lalu tambahkan perasan jeruk nipis dan aduk rata. Minum 2 kali sehari pagi dan sore.
Anemia
Bahan :
Daun bayam duri (Amaranthus spinosus) 1 genggam, Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) 1 buah, Kuning telur ayam kampong 1 butir, Madu murni 1 sendok makan
Cara membuat :
Daun bayam duri ditumbuk, diperas dan diambil sarinya. Kuning telur dan madu diaduk jadi satu lalu diberi perasan jeruk nipis dan sari bayam duri, aduk rata dan minum setiap pagi 1kali sehari selama 5 hari berturut-turut. Selanjutnya 2 minggu sekali dampai gejala yang dirasakan hilang.
Bahan :
Lempuyang 3 buah, Gula jawa secukupnya, Kunyit secukupnya
Cara membuat :
Lumpuyang dan kunyit dicuci tanpa dikupas kulitnya lalu diparut dan tambahkan gula jawa kemudian peras. Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, setelah dingin minim sekaligus. Lakukan menjelang tidur secara rutin beberapa kali.
Asma
Bahan :
Daun sirih (Piper betle L.) 25 gr, Daun bidara upas (Merremia mammosa) 25 gr, Madu secukupnya
Cara membuat :
Daun sirih dan daun bidara upas direbus dengan 11/2 gelas air hingga mendidih, setelah dingin minum. Minum 3 x sehari 1-2 sendok makan. Agar lebih enak bisa ditambahkan madu secukupnya.
Bahan :
Air panas jeruk nipis 2 sendok makan, Gula batu secukupnya, Air panas 1 gelas
Cara membuat :
Semua bahan dicampur menjadi satu dan diminum selagi masih hangat. Minum 3 x sehari @ 1 sendok makan.
Bahan :
Daun sirih (Piper betle L.) 5 lembar, Lada (Piper nigrum L.) 1 sendok the
Cara membuat :
Daun sirih dan lada ditumbuk sampai halus dan pakai untuk param di seluruh dada.
Amandel
Bahan
Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) 1 Buah, Madu murni 2 Sendok makan
Cara membuat :
Peras jeruk purut untuk diambil airnya dan campurkan dengan madu murni lalu aduk sampai rata. Minum sehari 2 kali 2 sendok makan.
Bahan
Adas (Foeniculum vulgare L.) 5 gr, Daun benalu 5 gr
Cara membuat :
Adas dan daun benalu dijadikan satu dan di tumbuk sampai halus. Beri sedikit air lalu saring. Minum air perasan sekaligus. Lakukan secara rutin selama 10 hari sampai amandel kempis.
Bahan
Jeruk nipis (citrus aurantifolia) 3 buah, Kapur sirih secukupnya
Cara membuat
Jeruk nipis diperas dan diambil airnya kemudian ditambahkan sedikit kapur sirih, aduk rata. Minum menjelang tidur malam selama 3 hari berturut-turut.
Allergi
Bahan :
Daun sambiloto ½ genggam, Daun meniran ½ genggam, Daun kumis kucing ½ genggam, Temulawak 2 jari
Cara membuat :
Semua bahan direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Minum 2 kali sehari 1 gelas.
Bahan :
Asam kawak 10 gr, Rimpang temulawak 20 gr, Gula aren secukupnya
Cara membuat :
Temulawak diiris tipis. Semua bahan
direbus dalam 2 gelas air hingga airnya tinggal 1 gelas. Minum ramuan
sekaligus. Lakukan setiap hari selama 5 hari berturut-turut.
Bahan :
Daun sambiloto 50 gr, Daun ketepeng kebo 25 gr, Serbuk belerang 1 gr
Cara membuat :
Semua bahan ditumbuk, ditambahkan minyak kelapa dan panaskan. Oleskan pada bagian yang terkena eksim.
Ambeien (wasir)
Bahan
Kejibeling (Strobilanthes crispus BI.) 20-50 gr
Cara membuat :
Daun direbus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas, saring dan minum 3 kali sehari @ 1 gelas.
Bahan
Daun lidah buaya (Aloe vera L.) ½ lembar
Cara membuat :
Daun lidah buaya dicuci bersih. Duri dan
kulitnya dibuang lalu diparut. Tambahkan ½ cangkir air masak dan 2
sendok makan madu, aduk hingga rata dan saring. Minum 3 kali sehari.
Bahan
Pegagan (Centella asiatica) 4-5 gr
Cara membuat :
Tanaman pegagan dicuci bersih dan rebus dengan 2 gelas air bersih hingga mendidih. Minum setiap hari
Asam Urat
Resep I
Bahan :
Daun salam (syzigium polyanthum) 10 lembar
Cara membuat :
Daun salam dicuci dan direbus dengan 400 cc air hingga dan tersisa separuh. Saring dan minum selagi masih hangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar