KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan karya ilmiah sederhana yang berjudul “Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa”.
Dan
kami mengucapkan terima kasih kepada :
- Ibu Dra. Supriyati selaku guru pembimbing
- Dan semua pihak yang telah membantu terselesainya tugas makalah ini. Mudah-mudahan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kelompok kami pada khususnya.
Harapan
kami apabila ada kurang lebihnya kami mohon saran dan kritiknya karena masih
dalam taraf belajar.
Sidoarjo,
Januari 2013
Penyusun,
Bab
I
Pendahuluan
1.1
Latar belakang
Persolan
budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat, baik itu
melalui media cetak, wawancara, dialog dan lain sebagainya. Persoalan yang
muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan
yang terjadi dimana-mana, sirkulasi ekonomi yang terhambat serta dunia politik
yang menuai pro dan kontra menjadi salah satu topik yang hangat di masyarakat.
Berbagai alternatif penyelesaian masalah ini telah dilakukan seperti peraturan,
undang-undang, penerapan hukum yang lebih kuat.
Kepedulian
masyarakat terhadap pendidikan budaya dan karakter bangsa juga telah menjadi
perhatian pemerintah. Pemerintah telah mengembangkan pendidikan budaya dan
karakter bangsa ini melalui Departemen Pendidikan Nasional. Karena itulah kami
tertarik menjadikan topik ini sebagai bahasan karya ilmiah sederhana yang akan
kami tulis.
1.2
Identifikasi masalah
1.2.1
Peristiwa apa sajakah yang kini marak terjadi sebagai bentuk penyimpangan dari
karakter bangsa ?
1.2.2
Apa sebab-sebab terjadinya penyimpangan karakter tersebut ?
1.2.3
Dampak apa saja yang ditimbulkan akibat penyimpangan karakter ini ?
1.2.4
Bagaiman upaya mengurangi atau bahkan menghilangkan penyimpangan karakter
tersebut ?
1.3
Rumusan masalah
1.3.1
Bagaimana pengaruh penyimpangan karakter ini pada prestasi siswa ?
1.4
Tujuan dan manfaat
1.4.1
Mengembangkan kebiasaan dan perilaku anak bangsa yang terpuji dan sejalan
dengan karakter bangsa Indonesia.
1.4.2
Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab kepada anak bangsa sebagai
generasi penerus bangsa.
1.4.3
Mengembangkan sikap mandiri, disiplin, jujur, kreatif dan berwawasan
kebangsaan
1.5
Metode penelitian
1.5.1
Mengamati kondisi di lapangan
1.5.2
Membaca buku pendukung
Bab
II
Pembahasan
2.1
Contoh-contoh perilaku penurunan moral
Ada
beberapa peristiwa yang tergolong penyimpangan karakter di negeri ini. Contoh
kecil saja, di zaman yang sudah modern ini banyak orang yang lupa beretika,
lupa menjaga sopan santun, tak mau saling tolong menolong, tak bertanggung
jawab, tidak tahu batas-batas pergaulan dan masih banyak lagi. Hal sekecil itu
saja sudah tak terkendali, apalagi hal yang besar.
Realitanya,
banyak makelar kasus, penggelapan pajak, korupsi, kejahatan yang dilakukan oleh
oknum-oknum tak bertanggung jawab dan yang amat sangat memprihatinkan adalah
perilaku remaja Indonesia yang masih berada di usia sekolah. Menurut survey,
pada tahun 2008 yang dilakukan di 33 provinsi di Indonesia sekitar 18.000
penduduk Indonesia terjangkit penyakit HIV dan AIDS, 63% remaja melakukan
hubungan seksual di luar nikah, 21% diantaranya melakukan aborsi dan sekitar
3,2 juta penduduk Indonesia adalah pemakai narkoba dan 1,1 juta diantaranya
adalah pelajar tingkat SMP hingga mahasiswa. Keadaan inilah yang membuat
keadaan negeri ini semakin buruk.
2.2
Sebab-sebab penurunan moral
Orang
tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak sekaligus orang pertama yang
memberikan kasih sayang, bahkan ketika anak itu masih ada dalam kandungan.
Contohnya saja seorang ayah mengumandangkan adzan dengan lirih di telinga sang
anak ketika ia baru saja dilahirkan, itulah bekal awal untuk mengawali hidup
dengan kebaikan. Sedangkan, ketika sang anak hendak tidur, ibulah yang
menenangkan atau membacakan dongeng untuknya. Tidak hanya itu, ayah dan ibu
juga mengajari putra putrinya berjalan, berbicara dan mulai berkomunikasi
dengan orang lain. Dengan begitulah, orang tua memberi bekal utama dalam
megendalikan anaknya untuk menjadi anak yang baik.
Namun,
kenyataannya ada orang tua yang belum mengerti bagaimana cara mengasuh anak
dengan penuh cinta dan kasih sayang. Buktinya, ada saja orang tua yang
menitipkan anaknya kepada babby sitter atau pembantu rumah tangga. Sehingga,
anak tersebut mendapatkan pendampingan tumbuh dan berkembang bukan dari
orang tua yang sudah berkeahlian mengurus anak dan tidak pula orang tua itu
menjadi pendamping terindah ketika anaknya tumbuh. Ada saja alasan yang
dijadikan para orang tua untuk memutuskan menitipkan anak kepada babby sitter.
Salah satu alasan andalannya adalah karena harus mencari nafkah untuk membiayai
anak itu, padatnya jam kerja dan lain sebagainya. Seharusnya tidak begitu.
Boleh saja bekerja, tanpa melupakan tugas utama sebagai orang tua.
Ada
pepatah bilang, bahwa “segala sesuatu yang ditangani oleh orang yang bukan
ahlinya, tunggulah saat kehancurannya.” Berarti harusnya para orang tua harus
memiliki kemampuan dalam hal mengurus anak.
Tidak
hanya itu, bentuk perlakuan yang diterima anak dari orang tua dan lingkungan,
menentukan kualitas kepribadian seorang individu. Seseorang yang memiliki
kepribadian lemah karena ia kurang mendapat perhatian penuh dari orang tua,
kurang rasa aman, sering dimanjakan. Sebaliknya, seseorang yang memiliki
kepribadian yang kuat karena ia telah mendapat perhatian penuh dari orang tua,
kehangatan jiwa dan pemberian pengalaman hidup dari orang tuanya.
Peran
kedua sebagai seseorang yang mengembangkan karakter anak adalah guru. Sebagai
seorang guru, hendaknya memiliki kemampuan dalam mendidik siswanya terutama
sering-sering mengecek siswanya. Tidak hanya sekedar menghabiskan bab-bab pada
buku pelajaran, sekedar menyampaikan informasi atau mengejar target kurikulum.
Menurut
pengakuan salah satu siswa, ada saja penyakit guru yang dapat mempengaruhi
proses belajar mengajar di kelas, diantaranya :
- Tidak punya selera mengajar
- Kurang memperkaya materi (lemah sumber)
- Kurang disiplin
- Asal masuk kelas
- Tidak bisa komputer
- Kurang terampil
- Asal sampaikan materi, urutan tidak akurat
- Di kelas diremehkan anak
Hal
yang seperti inilah yang bisa menjadi salah satu penghambatnya.
Peran
ketiga adalah masyarakat atau tempat anak itu tinggal atau bermain atau
bergaul. Anak bisa terkontaminasi kebiasaan yang buruk akibat pengaruh luar.
Sehingga, sedini mungkin orang tua harus bisa menjaga anak-anaknya dari
pengaruh luar yang negatif.
2.3
Dampak penurunan moral
2.3.1
Banyak anak berperilaku anarkis
2.3.2
Banyak anak tidak memiliki sikap yang santun terhadap orang lain
2.3.3
Tidak mau tolong menolong dengan sesama
2.3.4
Tidak menghargai sesuatu
2.3.5
Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan anak terhadap orang tuanya
2.3.6
Perubahan gaya hidup, mulai dari nilai-nilai agama, social dan budaya
2.3.7
Jati diri bangsa Indonesia luntur
2.4
Upaya meminimalisir penurunan moral
2.4.1
Bagi pra orang tua, sebaiknya mulai sekarang belajar bagaimana mengasuh anak
yang baik dan benar dengan cara mengikuti parenting education
2.4.1
Lebih memperhatikan anak dan mendampingi anak dalam situasi apapun
2.4.1
Mengutamakan waktu bersama dengan keluarga walaupun jam kerja padat
2.4.1
Bagi para guru, sebaiknya mulai menerapkan proses pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu mata
pelajaran.
2.4.1
Guru yang menjadi contoh dan panutan di sekolah juga harus dapat memberi contoh
yang baik kepada murid-muridnya, seperti berpakaian rapi, berkata sopan,
disiplin, perhatian kepada murid dan menjaga kebersihan.
2.4.1
Melakukan kegiatan-kegiatan rutin di sekolah, seperti setiap hari senin melakukan
upacar bendera, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, mengucap salam bila
bertemu guru atau teman
2.4.1
Mengkoreksi perbuatan yang kurang baik secara spontan, misalnya menegur ketika
siswa berteriak-teriak ketika proses pembelajaran berlangsung
2.4.1
Memuji perbuatan tepuji, misalnya memperoleh nilai tinggi, membantu teman atu
bahkan memperoleh prestasi dibidang seni atau olahraga
2.4.1
Sekolah sebaiknya mendukung program pendidikan budaya ddan karakter bangsa
dalam perwujudan misalnya toilet sekolah yang bersih, bak sampah terletak di
berbagai tempat dan kondisi sekolah yang bersih
2.4.1
Kita sendiri sebagai pelajar, hendaknya dapat menyaring hal-hal yang baik
menurut kita dan hal-hal yang buruk bagi kita
2.5
Pengaruh penurunan moral terhadap prestasi belajar
Sebuah
penelitian yang sangat mengejutkan yang menyangkut kecerdasan seseorang dalam
meraih kesuksesan pernah dikemukakan oleh pakar kelas dunia, Daniel Goleman
yang menyatakan bahwa “80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan
emosinya (emotional quotient=eq), sedangkan 20% ditentukan oleh IQnya.”
Disinilah pembentukan karakter itu sangat berperan untuk meraih kesuksesan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dapat dijadikan obat agar
terjadi peningkatan prestasi akademik pada siswa.
Bab
III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Dari
berbagai uraian yang panjang lebar diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
3.1.1
Di negeri ini sudah jelas terjadi penurunan moral yang cukup memprihatinkan,
sehingga seluruh lapisan masyarakat harus bertindak lebih lanjut atas hal ini
3.1.2
Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini sangat berpengaruh pada prestasi
siswa dan akhlak setiap individu
3.1.3
Orang tua dan guru merupakan orang pertama yang member bekal kepada anak-anak
bangsa tentang pendidikan karakter sebelum anak tersebut terjun di masyarakat
3.1.4
Perilaku anak tergantung dari pemberian contoh oleh orang tua terutama dan
gurunya
3.1.5
Keadaan lingkungan juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak bangsa
3.1.6
Pengaruh yang mendasar akibat penurunan moral adalah pesatnya globalisasi
3.2
Saran
Ada
beberapa saran yang perlu kami sampaikan untuk kelanjutan penulisan karya
ilmiah ini, diantaranya :
3.2.1
Semoga dengan adanya karya ilmiah sederhana yang kami tulis ini dapat
memperkaya pendapat pembaca untuk mengembangkan pendidikan karakter pada anak
3.2.2
Dapat dijadikan referensi tentang pendidikan karakter pada anak
Daftar
pustaka
- Beberapa pendapat siswa
- Fadjaray, Suhadi. 2012. Character Building Strategies Bercocok Tanam Karakter
di Kebun Sanubari Anak. Jakarta: Rahmat Media Press (RAHMA PRESS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar